Kandungan QS. Quraisy
Allah telah menciptakan dunia
beserta isinya untuk manusia. Sebagai khalifah fil ‘ardl, manusia
diberikan hak yang luas untuk mengatur dan menggunakan seluruh isinya. Karunia
yang besar ini hendaklah kita syukuri dengan selalu beribadah kepada Allah.
Sehingga kita tidak tergolong sebagai hamba yang kufur terhadap nikmat-Nya.
Disamping itu, hendaknya kita tidak
serakah dan melupakan makhluk Allah yang lain. Karena sebagian karunia yang
Allah berikan terdapat hak yang lain. Meskipun dalam mendapatkannya kita
bersusah payah dan tanpa bantuan orang lain.
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ (1)
إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ (2) فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا
الْبَيْتِ (3) الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ (4(
Artinya :
“Karena
kebiasaan orang-orang Quraisy (1) (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan
musim panas.(2) Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik
rumah ini (Kakbah).(3) Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk
menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. (4)”
Surat Quraisy termasuk surat Makiyah
karena diturunkan di kota Mekah. Nama surat
diambil dari kalimat akhir dalam ayat yang pertama. Menurut Nabi Muhammad Saw. surat ini merupakan salah
satu dari tujuh karunia yang Allah berikan kepada kaum Quraisy. Dari segi urutan turunnya, surat
Quraisy adalah surat
ke-29. Ia turun sebelum surat
at-Tin dan al-Qari’ah dan terdiri dari 4 ayat.
Kata Quraisy adalah gelar dari
an-Nadhr bin Kinanah, Kakek Nabi Muhammad yang ketiga belas. Hampir semua
penduduk Mekah adalah keturunan Quraisy dan merupakan anak turun dari Nabi
Ismail bin Ibrahim As. Dalam Tafsir al-Misbah, Prof. Dr. Quraish Shihab
menjelaskan bahwa Quraisy berasal dari kata al-Taqarrusy yang artinya
keterhimpunan. Namun ada juga berpendapat berasal dari kata Qarasya yang
berarti berusaha dan mencari.
Dalam surat ini, Allah mengingatkan kaum musyrikin
Mekah agar mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada mereka. Bentuk
dari rasa syukur itu adalah beribadah kepada-Nya. Namun mereka lupa karena
kebiasan untuk bepergian dan terlena dengan rasa aman yang mereka dapatkan saat
dalam perjalanan. Pada musin dingin, kebiasan mereka bepergian ke negara Yaman dan
ke Syam (Syiria dan Lebanon)
pada musim panas.
Masyarakat Mekah dikagumi dan ditakuti
oleh masyarakat sekitarnya, karena mereka adalah pemelihara dan penjaga Ka’bah
yang diagungkan oleh Arab dan sekitarnya. Karena itu, keamanan orang Mekah,
terutama kaum Quraisy, sangat terjamin. Baik saat berada di Mekah maupun dalam
perjalanan ke luar kota.
Penghormatan itu semakin bertambah sejak dibinasakannya pasukan gajah oleh
Allah yang hendak menghancurkan Ka’bah.
Karena jaminan kemanan dan
keuntungan material yang mereka raih bersumber dari Allah, maka hendaknya
mereka, kaum Quraisy, hanya menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah).
Rumah (Ka’bah) yang telah membuat mereka mendapatkan dua keuntungan tersebut.
Tuhan itulah yang telah memberi mereka makan setelah lapar, padahal mereka
tinggal di lembah yang tandus. Dan yang telah memberikan rasa aman dari
ketakutan sementara penduduk di sekitar mereka saling merampok dan membunuh.
Dua kenikmatan di atas, tersedianya
makanan dan jaminan keamanan, adalah dua hal yang sangat penting bagi
kebahagiaan masyarakat. Jika salah satu tidak ada maka akan terjadi kekacauan
dalam masyarakat. Orang yang kelaparan cenderung untuk menghalalkan segala
cara. Sehingga tidak tercipta keamanan. Begitu juga sebaliknya, orang tidak
akan dapat mencari makan jika kondisi tidak aman. Dua hal tersebut merupakan
impian setiap orang dan patut disyukuri dengan beribadah kepada Allah. Dan dua
hal inilah yang dimohonkan oleh Nabi Ibrahim saat datang ke Mekah :
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ
رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ
آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ
قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (126
“Dan
(ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri
yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya
yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman:
"Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara, kemudian
Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat
kembali". (QS. Al-Baqarah : 126)
Kedua hal itu pula yang hingga kini
dibutuhkan dan diusahakan oleh setiap pemerintah sebuah negara di dunia ini.
Dan yang pertama yang mereka lakukan adalah dengan meningkatkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Komentar