Kemurnian dan Kesempurnaan Al-Qur'an



Al-Qur’an merupakan mu’jizat dan bukti kebenaran kenabian Muhammad Saw. Berbeda dengan nabi-nabi Allah yang lain, mu’jizat yang Allah berikan kepada nabi terdahulu cenderung bersifat supernatural dan magis. Kemu’jizatan Al-Quran lebih kepada isi kandungan dan susunan kata (kalimat) yang terdapat dalam ayat-ayatnya. Tidak ada seorang pun yang mampu membuat dan menyusun kalimat seindah susunan ayat-ayat Al-Qur’an. Disamping indah, gaya bahasa yang digunakan dalam Al-Qur’an sangat efektif dengan pilihan kata yang tepat dan sesuai dengan pembahasan yang ingin disampaikan. Firman Allah :
أَفَلاَ يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلاَفًا كَثِيرًا
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” (QS. An-Nisa : 82)

Menurut Prof. Dr. M. Quraish Shihab ada 3 aspek kebenaran dan keotentikan Al-Qur’an:
  1. Aspek keindahan dan ketelitian redaksinya. 
a.       keseimbangan jumlah bilangan kata dan antonimnya : kata “al-Hayat” (hidup) dan “al-Maut” (mati) disebutkan sebanyak 145 kali, “an-Naf’u” (manfaat) dan “al-Mudharrah” (madharat) sebanyak 50 kali.
b.      Keseimbangan antara jumlah kata dan kata penyebabnya : kata “al-Israf” (berlebihan) dan “as-Sur’ah” (tergesa-gesa) disebutkan sebanyak 23 kali, kata “al-Mauizha” (nasehat) dan “al-Lisan” (mulut) disebut sebanyak 25 kali.
  1. Pemberitaan-pemberitaan ghaib, contoh dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa badan Fir’aun akan diselamatkan oleh Allah sebagai bahan pelajaran bagi generasi berikut. Hal ini terbukti dengan ditemukannya satu mummy oleh seorang ahli purbakala pada abad ke 19 (1896). Setelah dilakukan penelitian dan berdasarkan data-data yang ada, disimpulkan bahwa mummy tersebut adalah Fir’aun yang bernama Maniptah yang pernah mengejar Nabi Musa.
  2. Isyarat-Isyarat ilmiah, contoh disebutkan dalam Al-Qur’an surat Yunus : 5 bahwa cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri dan cahaya bulan adalah hasil pantulan



[1] Materi rangkuman diambil dari Buku “Wawasan Al-Qur’an dan Membumikan Al-Qur’an” karya Prof. Dr. Quraish Shihab serta beberapa sumber yang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kandungan QS. Al-Kautsar

Kandungan QS. Al-Humazah

Kandungan QS. Al-Insyirah