Tasawuf


Pengertian Tasawuf
Para sufi, orang yang menjalankan tasawuf, tidak sepakat dalam mengartikan tasawuf. Mereka mengemukakan pengertian tasawuf sesuai dengan pengalaman mereka masing-masing. Al-Junaid al-Baghdadi, bapak tasawuf moderat, mendefinisikan tasawuf sebagai keberadaan bersama Allah tanpa adanya penghubung. Menurutnya, tasawuf berarti “membersihkan hati dari sifat yang menyamai binatang, menekan sifat basyariyah (kemanusiaan), menjauhi hawa nafsu, memberikan tempat bagi sifat kerohanian, berpegang pada ilmu kebenaran dan mengikuti syariat Rasulullah. Sedangkan menurut Abul Qasim al-Qusyairi, tasawuf adalah ajaran yang menjabarkan al-Qur’an dan sunah, berjuang mengendalikan nafsu dan syahwat, dan menghindari sikap meringankan ibadah..
Sementara itu, Abu Yazid al-Bustami mengemukakan bahwa tasawuf berarti mengosongkan diri dari perangai yang tercela, menghiasi diri dengan akhlak terpuji dan mengalami kenyataan ketuhanan.
Perbedaan pandangan para sufi dalam mengartikan tasawuf, disamping karena arti itu diungkapkan atas dasar pengalaman batin yang bersifat subyektif, juga karena ketidaksamaan dalam melihat asal-usul kata “tasawuf dan sufi”. Pertama, tasawuf dikatakan berasal dari kata shafa (suci). Pendapat ini didasarkan pada kesucian batin para sufi dan kebersihan tindakannya.
Kedua, tasawuf dikatakan sebagai shaff (barisan) karena para sufi mempunyai iman yang kuat, jiwa yang bersih dan senantiasa memilih barisan (shaff) terdepan dalam shalat berjamaah. Ketiga, tasawuf berasal dari kata shuffah (serambi tempat duduk), yakni shuffah Masjid Nabawi di Madinah yang disediakan bagi kaum Muhajirin yang biasa dipanggil dengan ahlus Shuffah. Keempat, tasawuf berasal dari kata shafwah (yang terpilih atau terbaik). Sufi adalah orang yang terpilih di antara hamba Allah karena ketulusan amal mereka kepada-Nya. Dan kelima, tasawuf dikatakan berasal dari kata shuf (bulu domba), karena para sufi biasa memakai pakaian dari bulu domba yang kasar sebagai lambang kerendahan hati. Mereka menjauhi pakaian yang halus dan indah untuk menghindari sikap sombong dan untuk menenangkan jiwa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kandungan QS. Al-Kautsar

Kandungan QS. Al-Humazah

Kandungan QS. Al-Insyirah